Sabtu, 23 Mei 2009

Pemahaman Manajemen Perubahan dalam Perspektif Agen Perubahan Pendidikan Tinggi

Th. Agung M. Harsiwi
Saya Dosen di Yogyakarta

1. PENDAHULUAN
Kemampuan organisasi untuk bertahan hidup (survive) sangat ditentukan oleh kemampuan organisasi untuk berubah, menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan bisnis yang dihadapi atau menyesuaikan diri dengan perubahan potensial yang akan terjadi di masa mendatang. Kemampuan organisasi untuk berkembang ditentukan oleh kemampuan organisasi dalam menciptakan perubahan. Kemampuan organisasi untuk berubah ditentukan oleh seberapa berdaya personil organisasi dalam melakukan perubahan. Konsep employee empowerment menjadi prasyarat untuk membangun hi-flex organization suatu organisasi yang mampu beradaptasi dengan cepat,bahkan dengan cepat menciptakan perubahan untuk merespon perubahan lingkungan bisnis yang telah terjadi atau potensial akan terjadi (Mulyadi, 1997).

Pada dasarnya, pendidikan tinggi memiliki peran sebagai 'agen pengembangan' dalam kaitannya dengan tanggung jawab untuk mempersiapkan generasi masa depan untuk menghadapi saat sekarang dan di masa mendatang. Di samping itu, pendidikan tinggi juga bertanggung jawab untuk menjadi partner dalam dunia bisnis dan individual yang nantinya secara holistik diharapkan dapat menciptakan kehidupan kerja dan individual yang lebih berkualitas, serta berperan aktif dalam menghidupkan etika dan moralitas dalam sendi-sendi bisnis, yang pada akhirnya akan terkait kembali pada komitmen awal yaitu pada pengembangan komunitas secara keseluruhan (Susanto, 1998).

Rekonstruksi komitmen terhadap pendidikan tinggi dengan seluruh sistem pengelolaannya harus didahului oleh kesediaan dari segenap pelakunya untuk melakukan pembaharuan terhadap pola pikir mereka. Untuk itu dibutuhkan tenaga-tenaga penggerak atau "change agent" yang dapat berasal dari para pakar pendidikan maupun dari para pengamat lainnya, yang mampu menarik para pelaku lainnya agar mampu berfungsi aktif sebagai proponent bagi langkah-langkah perubahan ini, sekaligus tajam dalam mengidentifikasi pihak-pihak oponent yang harus diwaspadai (Susanto, 1998).

Penelitian perubahan mulai marak pada awal tahun 1990-an yang ditandai dengan munculnya konsep MCQ Burke yang digunakan untuk meneliti pengetahuan dan pemahaman tentang isu perubahan organisasional antara manajer dan eksekutif di antara kelompok industri yang berbeda. Penelitian menunjukkan pencapaian nilai "B" untuk MCQ pada praktisi OD, sedangkan manajer hanya memperoleh nilai "C" (Burke, Spencer Clark, Coruszi, 1991). Hasil yang menarik dan mengejutkan dalam penelitian tersebut telah memunculkan saran bagi profesional atau ahli dalam bidang manajemen perubahan atau praktisi OD yang memperlihatkan pemahaman yang lebih besar pada isu-isu yang dicakup dalam instrumen terkait dengan pengalamannya yang lebih banyak untuk usaha-usaha konsultasi mereka (Burke, 1991, dalam Church, 1996).

Dalam perkembangannya telah dilakukan penelitian "Understanding The Management of Change : An Overview of Managers' Perspectives and Assumptions in The 1990s" oleh Siegal, et.al. pada tahun 1996 yang meneliti tentang pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan dalam organisasi. Penelitian ini akan menggunakan penelitian Siegal (1996) sebagai acuan penelitian replikasi yang akan melihat bagaimana agen perubahan berfikir tentang perubahan organisasi. Dalam konteks penelitian ini agen perubahan diwakili oleh Rektor Universitas-Institut/Ketua Sekolah Tinggi/Dekan Fakultas dan BPH Yayasan/konsultan dalam suatu universitas/sekolah tinggi/fakultas karena kedua kedudukan tersebut memberi kesempatan atau peluang bagi para pelaku pendidikan tinggi tersebut untuk berperan dalam proses perubahan institusi pendidikan tinggi secara profesional. Pengelolaan institusi pendidikan tinggi secara profesional menuntut perubahan pandangan tentang peranan dan tugas para pengelola institusi pendidikan tinggi, sehingga dibutuhkan pelaku-pelaku institusi pendidikan tinggi yang berperan sebagai manajer-manajer yang unggul dan mempunyai pengalaman di dalam pengelolaan organisasi.

2.PERUMUSAN MASALAH
Penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut:
1.Bagaimana pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan menurut karakteristik individual agen perubahan ?
2.Bagaimana pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek fundamental perubahan dan proses perubahan menurut karakteristik individual agen perubahan ?
3.Bagaimana pemahaman agen perubahan terhadap perubahan revolusi dan evolusi sebagai sifat umum perubahan menurut karakteristik individual agen perubahan ?


3.TINJAUAN PUSTAKA
Dalam memahami perubahan, Managing Change Model (yang tertuang dalam Managing Change Questionnaire atau MCQ) menawarkan perspektif baru yang mengintegrasikan kekuatan dari perspektif teoritikal dan menggabungkan isu-isu penting mencakup evaluasi keseluruhan efektivitas proses perubahan. Gambar berikut adalah kerangka kerja organisasi yang khusus digunakan untuk menjelaskan hubungan antarbidang konseptual yang disebut triangle atau delta symbol-Greek symbol untuk menyampaikan dua ide (Church, et.al., 1996): (1) Setiap dimensi adalah bagian integral dari keseluruhan pengetahuan tentang perubahan dan (2) Setiap dimensi dibangun pada pengetahuan terhadap aspek dasar perubahan sebagai sesuatu yang kritis bagi proses perencanaan, kepemimpinan, pengelolaan, dan evaluasi perubahan.

Model Pengelolaan Perubahan (Burke and Spencer, 1990)

1.Aspek-Aspek Fundamental Perubahan Untuk suatu usaha perubahan yang berhasil, tindakan, dan peristiwa perlu didasari pada pemahaman tentang bagaimana individu merespon perubahan, sama baiknya dengan pemahaman tentang bagaimana transisi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh proses organisasi.

a.Respon Individu terhadap Perubahan Dimensi ini mengacu pada perbedaan antara perubahan yang diterima dan yang ditolak kuat oleh orang-orang. Item-item dalam dimensi ini juga menunjukkan perbedaan antara mengelola perubahan dan mengelola ketidakacuhan atau apati.
b.Sifat Umum perubahan
Dimensi ini menggambarkan isu-isu perubahan dengan pola yang jelas, pasti melambangkan semua usaha perubahan, dan isu aspek-aspek perubahan "revolusi versus evolusi" - ketika perubahan menuntut langkah yang pasti dan dramatis atau berupa "lompatan" daripada langkah yang moderat dan inkremental.

2.Proses Perubahan
Apabila dinamika dasar perubahan telah dimengerti, proses implementasi usaha perubahan mempunyai kesempatan lebih baik untuk berhasil. Item-item proses perubahan mewakili daya dorong utama pada instrumen ini.

a.Perencanaan Perubahan - Perencanaan perubahan mencakup aktivitas-aktivitas proses perubahan yang terjadi atau seharusnya terjadi sebelum implementasi. Item-item dalam dimensi ini menekankan pada prasyarat dari perubahan, sama pentingnya dengan keterlibatan dalam proses perubahan.
b.Pengelolaan Aspek Perubahan Orang - Dimensi ini menyediakan prinsip dan petunjuk bahwa kesesuaian kriteria dianggap bermanfaat dalam area memimpin dan mengelola orang. Umumnya mereka mengacu pada isu komunikasi : apa (what), berapa banyak (how much), dan bagaimana (how) berkomunikasi selama perubahan.
c.Pengelolaan Aspek Perubahan Organisasi - Dimensi ini memusatkan diri pada aspek pengelolaan perubahan organisasi : sistem penghargaan, struktur organisasi, halangan yang ada untuk mencapai keadaan akhir, dan penggunaan simbol institusional untuk memfasilitasi proses perubahan.
d. Evaluasi Perubahan - Item-item dalam dimensi ini menggambarkan pentingnya mempertahankan momentum perubahan dan energi positif terarah menuju sasaran perubahan, memonitor perkembangan, dan menyediakan umpan balik bagi anggota tentang banyaknya perubahan yang dicapai, tidak menjadi masalah apabila perubahan itu begitu kecil.

MCQ merupakan kuesioner relatif pendek dengan 25 item berisi soal-soal bertipe benar-salah yang telah digunakan secara ekstensif dalam berbagai program pengembangan manajerial dan eksekutif, serta workshop ketrampilan konsultasi dalam usaha perubahan organisasi berskala besar (Burke dan Spencer, 1990; Burke, et.al., 1991). Jawaban "correct" yang ditarik dari sejumlah domain teoritis dan aplikasi tersedia untuk setiap pertanyaan dan digunakan untuk memberi skor pada respon individual. Skor ini kemudian dikonversi pada suatu persentase didasarkan pada total jumlah skor "correct". Di samping total skor, enam subskor unik dapat juga dihasilkan dari respon individual. Keenam subskor tersebut berkorespondensi dengan bidang-bidang dan/atau isu-isu berbeda yang melukiskan proses dan isi dari perubahan organisasional (Church, et.al., 1996).

Konsep yang tercakup dalam Managing Change Questionnaire tepat digunakan dalam penelitian ini karena untuk menjadi seorang agen perubahan, pelaku-pelaku institusi pendidikan tinggi perlu memahami aspek-aspek manajemen perubahan. Pemahaman terhadap dimensi-dimensi yang tercakup dalam MCQ diharapkan menjadi landasan berpikir yang kuat akan hakekat dari pengelolaan perubahan. Pada akhirnya pemahaman yang memadai dapat menjadi bekal yang mengarahkan mereka dalam melakukan perubahan pada institusi pendidikan tingginya masing-masing.

4. METODE PENELITIAN
4.1. Obyek pe nelitian
Obyek penelitian adalah BPH Yayasan dan Rektor Universitas-Institut/Ketua Sekolah Tinggi / Dekan Fakultas.
4.2. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah Perguruan Tinggi Swasta di Kopertis Wilayah V DIY yang berbentuk Universitas, Institut, dan Sekolah Tinggi yang menyelenggarakan program studi Strata 1.
4.3. Populasi dan sampel
Populasi penelitian yaitu pelaku-pelaku institusi pendidikan tinggi PTS atau pejabat-pejabat struktural di 35 PTS berbentuk Universitas, Institut, dan Sekolah Tinggi di Kopertis Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta, sedangkan sampel penelitian adalah pelaku institusi pendidikan tinggi PTS yang berkedudukan sebagai BPH Yayasan dan Rektor/Ketua /Dekan di Universitas, Institut, dan Sekolah Tinggi.
4.4. Data yang Dipergunakan
Data primer yang diperoleh melalui kuesioner sebagai alat pengumpulan data utama. Selain itu dilengkapi data sekunder berupa peraturan dalam pendidikan tinggi dan referensi hasil penelitian manajemen perubahan.
4.5. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel menggunakan sampel bertujuan (purposive sampling) dengan pengambilan sampel keputusan (judgement sampling).
4.6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data mencakup (1) pendekatan statistik deskriptif, (2) pendekatan statistik inferensi yang mencakup 2 metode:(a) untuk mengeksplorasi perbedaan agen perubahan melalui perbandingan skor MCQ dengan t test dan F test atau analysis of variance (ANOVA) dan (b) untuk memahami variasi data menurut demografis dengan multivariate analysis of variance (MANOVA).

5. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian validitas MCQ menunjukkan adanya 3 item pertanyaan MCQ yang gugur, namun kuesioner MCQ dapat dipergunakan tanpa hambatan berarti. Pengujian reliabilitas MCQ menghasilkan alpha cronbach sebesar 0,6170, tidak begitu berbeda dengan pengujian reliabilitas MCQ pada penelitian Church, et al (1996) yang menghasilkan alpha cronbach sebesar 0,72.
Tingkat pengembalian (response rate) kuesioner keseluruhan mencapai 29,2%, sedikit lebih tinggi dibandingkan response rate penelitian Church, et al (1996) yang mencapai 23,8%.

5.1. Profil Responden Penelitian
Responden penelitian sebagian besar berjenis kelamin pria (90,1%), berumur 41-50 tahun (43,7%), berpendidikan terakhir S2 (60,6%), bergolongan akademik III/c (26,8%), telah bekerja dalam dunia pendidikan tinggi 11-20 tahun (49,3%), mempunyai jabatan sebagai Dekan Fakultas (49,3%), berkedudukan sebagai agen perubahan internal (69,0%), menjadi anggota tetap organisasi di PTS (64,8%), dan telah menjabat 1-5 tahun (43,7%). Pelaku kunci PTS masih didominasi kaum pria dan mayoritas berusia cukup mapan untuk ukuran masyarakat Indonesia. Kemapanan akademik tercermin pada mayoritas berpendidikan formal S2, golongan akademik III/c, dan lama bekerja dalam pendidikan tinggi (11-20 tahun).

5.2. Pemahaman terhadap Aspek-Aspek Pengelolaan Perubahan Penelitian menunjukkan keterkaitan pemahaman terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan dengan karakteristik individual.

 
Tabel 1
Korelasi Pemahaman terhadap Aspek-Aspek Pengelolaan Perubahan 
dengan Karakteristik Individual
KORELASI (1) (2) (3) (4) (5)
TMCQ (1) 1,000 0,101(0,326) 0,107(0,256) -0,144(0,143) -0,010(0,919)
JENIS KELAMIN (2) 1,000 -0,198(0,069) -0,113(0,320) -0,162(0,139)
UMUR (3) 1,000 -0,082(0,432) 0,722(0,000)
PENDIDIKAN FORMAL TERAKHIR (4) 1,000 -0,023(0,826)
LAMA BEKERJA DI PENDIDIKAN (5) 1,000
Sumber : Data Diolah (2001)
 

Tabel 1 menunjukkan lemahnya korelasi antara variabel pemahaman terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan (TMCQ) dengan karakteristik individual agen perubahan sebagaimana terlihat dari korelasi Kendalls Tau-b yang bernilai <> 0,05. Hubungan berlawanan (-) terjadi antara pemahaman terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan (TMCQ) dengan pendidikan formal terakhir dan lama bekerja di pendidikan. Semakin tinggi pendidikan formal terakhir agen perubahan dan semakin lama agen perubahan bekerja di dunia pendidikan, maka semakin rendah pemahaman agen perubahan tersebut terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan. Hubungan searah (+) terjadi antara pemahaman terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan (TMCQ) dengan umur. Semakin tinggi umur agen perubahan, maka semakin tinggi pemahaman agen perubahan tersebut terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan.

Pemahaman rata-rata agen perubahan wanita terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan lebih tinggi daripada agen perubahan pria, dengan perolehan skor TMCQ pada wanita bernilai 75,9740 dan pria bernilai 69,6733. Eksplorasi perbedaan skor TMCQ antara agen perubahan wanita dan pria dengan uji t untuk dua sampel independen/bebas (independent sample t test) menunjukkan pengujian F bernilai 0,071 dengan probabilitas 0,790 (>0,05) yang berarti varians keduanya sama/identik. Pengujian t dengan dasar equal variance assumed (asumsi kedua varians sama) menunjukkan nilai t -1,106 dengan probabilitas 0,272 (>0,05) yang berarti kedua rata-rata populasi sama/identik atau tidak ada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan menurut jenis kelamin.

Pemahaman rata-rata agen perubahan terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan paling tinggi dicapai oleh agen perubahan berumur 70 tahun ke atas bernilai 82,7273, diikuti umur 61-70 tahun (73,4848), umur 31-40 tahun (72,0779), umur 51-60 tahun (68,6869), dan umur 41-50 tahun (66,7155). Eksplorasi perbedaan skor TMCQ antara agen perubahan menurut umur dengan uji F atau ANOVA menunjukkan Levene test bernilai 1,777 dengan probabilitas 0,144 (>0,05) yang berarti kelima varians populasi sama/identik. Pengujian F bernilai 1,724 dengan probabilitas 0,155 (>0,05) yang berarti kelima rata-rata populasi sama/identik atau tidak ada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan menurut umur.

Pemahaman rata-rata agen perubahan terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan paling tinggi dicapai oleh agen perubahan berpendidikan S1 bernilai 78,1250, diikuti strata lainnya atau tidak berstrata (72,7273), strata S3 (70,2479), dan strata S2 (67,3362). Eksplorasi perbedaan skor TMCQ antara agen perubahan menurut pendidikan formal terakhir dengan uji F atau ANOVA menunjukkan Levene test bernilai 0,508 dengan probabilitas 0,678 (>0,05) yang berarti keempat varians populasi sama/identik. Pengujian F bernilai 2,340 dengan probabilitas 0,081 (>0,05) yang berarti keempat rata-rata populasi sama/identik atau tidak ada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan menurut pendidikan formal terakhir. Pemahaman rata-rata agen perubahan terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan paling tinggi dicapai oleh agen perubahan yang telah bekerja dalam dunia pendidikan 41-50 tahun bernilai 84,000, diikuti 10 tahun ke bawah (70,9091), 11-20 tahun (69,7143), 31-40 tahun (62,5000), dan 21-30 tahun (61,6667). Eksplorasi perbedaan skor TMCQ antara agen perubahan menurut lama bekerja di pendidikan dengan uji F atau ANOVA menunjukkan Levene test bernilai 1,318 dengan probabilitas 0,272 (>0,05) yang berarti kelima varians populasi sama/identik. Pengujian F bernilai 1,259 dengan probabilitas 0,295 (>0,05) yang berarti kelima rata-rata populasi sama/identik atau tidak ada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan menurut lama bekerja.

5.3. Pemahaman Agen Perubahan terhadap Aspek-Aspek Fundamental Perubahan dan Proses Perubahan
Penelitian menunjukkan keterkaitan pemahaman terhadap aspek-aspek fundamental perubahan dan proses perubahan dengan karakteristik individual.

 
 
Tabel 2
Korelasi Pemahaman terhadap Aspek-Aspek Fundamental Perubahan 
dan Proses Perubahan dengan Karakteristik Individual
KORELASI (1) (2) (3) (4) (5) (6)
ASPEK FUNDAMENTAL(1) 1,000 0,326(0,001) 0,157(0,150) 0,079(0,430) -0,184(0,077) -0,033(0,740)
PROSES PERUBAHAN (2) 1,000 0,064(0,533) 0,096(0,307) -0,125(0,206) -0,019(0,838)
JENIS KELAMIN(3) 1,000 -0,198(0,069) -0,113(0,302) -0,162(0,139)
UMUR(4) 1,000 -0,082(0,432) 0,722(0,000)
PENDIDIKAN FORMAL TERAKHIR (5) 1,000 -0,023(0,826)
LAMA BEKERJA DI PENDIDIKAN (6) 1,000
Sumber : Data Diolah (2001)
 

Tabel 2 menunjukkan lemahnya korelasi antara variabel pemahaman terhadap aspek-aspek fundamental perubahan dengan karakteristik individual agen perubahan sebagaimana ditunjukkan dari korelasi Kendalls Tau-b yang bernilai <>0,05 (kecuali satu-satunya hubungan signifikan yang terjadi antara aspek-aspek fundamental perubahan dengan proses perubahan). Hubungan berlawanan (-) terjadi antara pemahaman terhadap aspek-aspek fundamental perubahan dengan pendidikan formal terakhir dan lama bekerja di pendidikan. Semakin tinggi pendidikan formal terakhir agen perubahan dan semakin lama agen perubahan bekerja di dunia pendidikan, maka semakin rendah pemahaman agen perubahan tersebut terhadap aspek-aspek fundamental perubahan. Hubungan searah (+) terjadi antara pemahaman terhadap aspek-aspek fundamental perubahan dengan umur, berarti semakin tinggi umur agen perubahan, maka sema kin tinggi pemahaman agen perubahan tersebut terhadap aspek-aspek fundamental perubahan.

Tabel 2 juga menunjukkan lemahnya korelasi antara variabel pemahaman terhadap proses perubahan dengan karakteristik individual agen perubahan sebagaimana ditunjukkan dari korelasi Kendalls Tau-b yang bernilai <>0,05. Hubungan berlawanan (-) terjadi antara pemahaman terhadap proses perubahan dengan pendidikan formal terakhir dan lama bekerja di pendidikan. Semakin tinggi pendidikan formal terakhir agen perubahan dan semakin lama agen perubahan bekerja di dunia pendidikan, maka semakin rendah pemahaman agen perubahan tersebut terhadap proses perubahan. Hubungan searah (+) terjadi antara pemahaman terhadap aspek-aspek fundamental perubahan dengan umur, berarti semakin tinggi umur agen perubahan, maka semakin tinggi pemahaman agen perubahan tersebut terhadap proses perubahan.

Tabel 3
Perbandingan Mean, Uji F, dan Uji t Pemahaman Agen Perubahan terhadap Aspek Fundamental Perubahan dan Proses Perubahan Menurut Jenis Kelamin KARAKTERISTIK INDIVIDUAL RATA-RATA (MEAN)ASPEK FUNDAMENTAL RATA-RATA (MEAN)PROSES PERUBAHAN

 
 
Pria 62,5000 71,7831
Wanita 74,2857 76,4706
Uji F (prob.) 1,212  (0,275) 0,151  (0,699)
Uji t (prob.) -1,406  (0,164) -0,784  (0,436)
Sumber : Data Diolah (2001)
 
 

Pemahaman rata-rata agen perubahan wanita terhadap aspek-aspek fundamental perubahan (NASPEK) dan proses perubahan (NPROSES) lebih tinggi daripada pemahaman agen perubahan pria. Eksplorasi perbedaan skor NASPEK dan NPROSES antara agen perubahan wanita dan pria dilakukan dengan uji t untuk dua sampel independen/bebas (independent sample t test) menunjukkan pengujian F bernilai 1,212 dengan probabilitas 0,275 (>0,05) dan bernilai 1,151 dengan probabilitas 0,699 (>0,05) yang berarti varians keduanya sama, berarti varians keduanya sama/identik. Pengujian t dengan dasar equal variance assumed menunjukkan nilai t -1,406 dengan probabilitas 0,164 (>0,05) untuk NASPEK dan nilai t -0,784 dengan probabilitas 0,436 (>0,05) untuk NPROSES yang berarti kedua rata-rata populasi sama atau identik atau tidak ada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek fundamental perubahan menurut jenis kelamin dan tidak ada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap proses perubahan me nurut jenis kelamin.


Tabel 4
Perbandingan Mean, Uji F, dan Uji t Pemahaman Agen Perubahan terhadap Aspek Fundamental Perubahan dan Proses Perubahan Menurut Umur KARAKTERISTIK INDIVIDUAL RATA-RATA (MEAN)ASPEK FUNDAMENTAL RATA-RATA (MEAN)PROSES PERUBAHAN

 
 
Umur 31-40 tahun 65,7143 73,9496
Umur 41-50 tahun 60,6452 68,5009
Umur 51-60 tahun 55,5556 72,5490
Umur 61-70 tahun 70,0000 74,5098
Umur 70 tahun ke atas 76,0000 84,7059
Uji Levene (prob.) 0,930  (0,452) 0,549  (0,700)
Uji F (prob.) 1,226  (0,308) 1,505  (0,211)
Sumber : Data Diolah (2001)
 
 

Pemahaman rata-rata agen perubahan terhadap aspek-aspek fundamental (NASPEK) lebih rendah daripada pemahaman terhadap proses perubahan (NPROSES) menurut umur agen perubahan. Pemahaman terhadap aspek-aspek fundamental perubahan (NASPEK) dan proses perubahan (NPROSES) tertinggi terdapat pada agen perubahan yang berumur 70 tahun ke atas. Eksplorasi perbedaan skor NASPEK dan NPROSES antara agen perubahan menurut umur dilakukan dengan uji F atau ANOVA menunjukkan Levene test bernilai 0,930 dengan probabilitas 0,452 (>0,05) dan nilai 0,549 dengan probabilitas 0,700 (>0,05) yang berarti kelima varians populasi sama/identik. Pengujian F bernilai 1,226 dengan probabilitas 0,308 (>0,05) untuk NASPEK dan nilai 1,505 dengan probabilitas 0,211 (>0,05) untuk NPROSES yang berarti kelima rata-rata populasi sama/identik atau tidak ada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek fundamental perubahan menurut umur dan tidak ada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap proses perubahan menurut umur.


Tabel 5
Perbandingan Mean, Uji F, dan Uji t Pemahaman Agen Perubahan terhadap Aspek Fundamental Perubahan dan Proses Perubahan Menurut Pendidikan Formal Terakhir KARAKTERISTIK INDIVIDUAL RATA-RATA (MEAN)ASPEK FUNDAMENTAL RATA-RATA (MEAN)PROSES PERUBAHAN

 
Strata 1 75,0000 79,0441
Strata 2 59,5349 69,6306
Strata 3 61,8182 72,7273
Lainnya 80,0000 70,5882
Uji Levene (prob.) 1,133  (0,342) 0,522  (0,668)
Uji F (prob.) 2,437  (0,072) 1,580  (0,202)
Sumber : Data Diolah (2001)
 

Pemahaman rata-rata agen perubahan terhadap aspek-aspek fundamental (NASPEK) lebih rendah daripada pemahaman terhadap proses perubahan (NPROSES) menurut pendidikan formal terakhir agen perubahan, kecuali pada agen perubahan dengan pendidikan lainnya (di bawah Strata 1). Eksplorasi perbedaan skor NASPEK dan NPROSES antara agen perubahan menurut pendidikan formal terakhir dengan uji F atau ANOVA menunjukkan Levene test bernilai 1,133 dengan probabilitas 0,342 (>0,05) dan nilai 0,522 dengan probabilitas 0,668 (>0,05) yang berarti ketiga varians populasi sama/identik. Pengujian F yang menunjukkan nilai 2,437 dengan probabilitas 0,072 (>0,05) untuk NASPEK dan nilai 1,580 dengan probabilitas 0,202 (>0,05) untuk NPROSES yang berarti ketiga rata-rata populasi sama/identik atau tidak ada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek fundamental perubahan menurut pendidikan formal terakhir dan tidak ada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap proses perubahan menurut pendidikan formal terakhir.



Tabel 6
Perbandingan Mean, Uji F, dan Uji t Pemahaman Agen Perubahan terhadap Aspek Fundamental Perubahan dan Proses Perubahan Menurut Lama Bekerja di Pendidikan KARAKTERISTIK INDIVIDUAL RATA-RATA (MEAN)ASPEK FUNDAMENTAL RATA-RATA (MEAN)PROSES PERUBAHAN

 
10 tahun ke bawah 67,2727 74,3316
11-20 tahun 63,4286 72,6050
21-30 tahun 56,6667 66,1765
31-40 tahun 67,5000 69,8529
41-50 tahun 68,0000 83,5294
Uji Levene (prob.) 0,415  (0,797) 1,172  (0,331)
Uji F (prob.) 0,511  (0,728) 1,335  (0,266)
Sumber : Data Diolah (2001)
 

Pemahaman rata-rata agen perubahan terhadap aspek-aspek fundamental (NASPEK) lebih rendah daripada pemahaman terhadap proses perubahan (NPROSES) menurut lama bekerja di pendidikan. Eksplorasi perbedaan skor NASPEK dan NPROSES antara agen perubahan menurut lama bekerja di pendidikan dilakukan dengan uji F atau ANOVA menunjukkan Levene test bernilai 0,415 dengan probabilitas 0,797 (>0,05) dan nilai 1,172 dengan probabilitas 0,331 (>0,05) yang berarti kelima varians populasi sama/identik. Pengujian F yang menunjukkan nilai 0,511 dengan probabilitas 0,728 (>0,05) untuk NASPEK dan nilai 1,335 dengan probabilitas 0,266 (>0,05) untuk NPROSES yang berarti kelima rata-rata populasi sama atau identik atau tidak ada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek fundamental perubahan menurut lama bekerja di pendidikan dan tidak ada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap proses perubahan menurut lama bekerja di pendidikan.

Perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek fundamental perubahan dan proses perubahan menurut jenis kelamin agen perubahan Hasil pengujian varians tiap-tiap variabel terikat (Tahap I) dengan Levene test NASPEK bernilai 0,275 dan NPROSES bernilai 0,699, berarti probabilitas > 0,05, maka kedua varians populasi agen perubahan menurut jenis kelamin sama/identik. Pengujian multivariat untuk homogeneity of dispersion matrix (tahap II) dengan Box's M bernilai 0,558, berarti probabilitas > 0,05, maka matriks varians/kovarians dari variabel terikat NASPEK dan NPROSES pada agen perubahan pria dan wanita adalah sama/identik. Oleh karena 2 tahap pengujian varians menunjukkan semua variabel terikat (NASPEK dan NPROSES) homogen, maka pengujian MANOVA dilanjutkan dan menunjukkan Pillai's Trace bernilai probabilitas 0,375; Wilks' Lambda bernilai 0,375; Hotelling's Trace bernilai 0,375; dan Roy's Largest Root bernilai 0,375, berarti probabilitas > 0,05, maka rata-rata vektor agen perubahan pria dan wanita dari skor rata-rata adalah identik atau tidak ada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek fundamental perubahan dan proses perubahan menurut jenis kelamin agen perubahan. Pengujian univariate F untuk NASPEK juga bernilai 1,978 dan NPROSES bernilai 0,614, berarti probabilitas > 0,05, maka tidak ada perbedaan NASPEK dan NPROSES dari agen perubahan pria dan wanita atau jenis kelamin agen perubahan tidak berdampak pada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek fundamental perubahan dan proses perubahan.

Perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek fundamental perubahan dan proses perubahan menurut umur agen perubahan Hasil pengujian varians tiap-tiap variabel terikat (Tahap I) dengan Levene test NASPEK bernilai 0,452 dan NPROSES bernilai 0,700, berarti probabilitas > 0,05, maka kelima varians populasi agen perubahan menurut umur identik atau sama. Pengujian multivariat untuk homogeneity of dispersion matrix (tahap II) dengan Box's M bernilai 0,165, berarti probabilitas > 0,05, maka matriks varians/kovarians dari variabel terikat NASPEK dan NPROSES pada agen perubahan menurut umur adalah sama/identik. Oleh karena 2 tahap pengujian varians menunjukkan semua variabel terikat (NASPEK dan NPROSES) homogen menurut umur, maka pengujian MANOVA dilanjutkan dan menunjukkan Pillai's Trace bernilai 0,368; Wilks' Lambda bernilai 0,372; Hotelling's Trace bernilai 0,376; dan Roy's Largest Root bernilai 0,150, berarti probabilitas >0,05, maka rata-rata vektor agen perubahan menurut umur dari skor rata-rata adalah identik atau tidak ada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek fundamental perubahan dan proses perubahan menurut umur agen perubahan. Pengujian univariate F untuk NASPEK juga bernilai 0,308 dan NPROSES bernilai 0,211, berarti probabilitas > 0,05, maka tidak ada perbedaan NASPEK dan NPROSES dari agen perubahan menurut umur atau umur agen perubahan tidak berdampak pada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek fundamental perubahan dan proses perubahan.

Perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek fundamental perubahan dan proses perubahan menurut pendidikan formal terakhir agen perubahan.
Hasil pengujian varians tiap-tiap variabel terikat (Tahap I) dengan Levene test untuk NASPEK bernilai 0,342 dan NPROSES bernilai 0,668, berarti probabilitas > 0,05, maka keempat varians populasi agen perubahan menurut pendidikan formal terakhir sama/identik. Pengujian multivariat untuk homogeneity of dispersion matrix (tahap II) dengan Box's M bernilai 0,370, berarti probabilitas > 0,05, maka matriks varians/kovarians dari variabel terikat NASPEK dan NPROSES pada agen perubahan berpendidikan S1, S2, S3, dan lainnya adalah sama/identik. Oleh karena 2 tahap pengujian varians menunjukkan semua variabel terikat (NASPEK dan NPROSES) homogen, maka pengujian MANOVA dilanjutkan dan menunjukkan Pillai's Trace bernilai probabilitas 0,196; Wilks' Lambda bernilai 0,191; Hotelling's Trace bernilai 0,187; dan Roy's Largest Root bernilai 0,044, berarti probabilitas > 0,05 (kecuali Roy's Largest Root yang <> 0,05, maka tidak ada perbedaan NASPEK dan NPROSES dari agen perubahan menurut pendidikan formal terakhir atau pendidikan formal terakhir agen perubahan tidak berdampak pada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek fundamental perubahan dan proses perubahan.

Perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek fundamental perubahan dan proses perubahan menurut lama bekerja di pendidikan Hasil pengujian varians tiap-tiap variabel terikat (Tahap I) dengan Levene test untuk NASPEK bernilai 0,797 dan NPROSES bernilai 0,331, berarti probabilitas > 0,05, maka kelima varians populasi agen perubahan menurut lama bekerja di pendidikan sama/identik Pengujian multivariat untuk homogeneity of dispersion matrix (tahap II) dengan Box's M bernilai 0,450, berarti probabilitas > 0,05, maka matriks varians/kovarians dari variabel terikat NASPEK dan NPROSES pada agen perubahan menurut lama bekerja di pendidikan adalah sama/identik. Oleh karena 2 tahap pengujian varians menunjukkan semua variabel terikat (NASPEK dan NPROSES) homogen, maka pengujian MANOVA dilanjutkan dan menunjukkan Pillai's Trace bernilai probabilitas 0,603; Wilks' Lambda bernilai 0,607; Hotelling's Trace bernilai 0,611; dan Roy's Largest Root bernilai 0,266, berarti probabilitas > 0,05, maka rata-rata vektor agen perubahan menurut lama bekerja di pendidikan dari skor rata-rata adalah identik atau tidak ada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek fundamental perubahan dan proses perubahan menurut lama bekerja di pendidikan. Pengujian univariate F untuk NASPEK juga bernilai 0,728 dan NPROSES bernilai 0,266, berarti probabilitas > 0,05, maka tidak ada perbedaan NASPEK dan NPROSES dari agen perubahan menurut lama bekerja di pendidikan atau lama bekerja di pendidikan tidak berdampak pada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap aspek-aspek fundamental perubahan dan proses perubahan.

5.4.Pemahaman Agen Perubahan terhadap Perubahan Revolusi dan Evolusi sebagai Sifat Umum Perubahan Pemahaman agen perubahan terhadap perubahan revolusi dan evolusi sebagai sifat umum perubahan.



Tabel 7 Korelasi Pemahaman Agen Perubahan terhadap Perubahan Revolusi dan Evolusi sebagi Sifat Umum Perubahan dengan Karakteristik Individual

 
KORELASI (1) (2) (3) (4) (5)
PERUBAHAN(1) 1,000 0,042(0,719) 0,245(0,021) -0,166(0,134) 0,147(0,168)
JENIS KELAMIN(2) 1,000 -0,198(0,069) -0,113(0,320) -0,162(0,139)
UMUR(3) 1,000 -0,082(0,432) 0,722(0,000)
PENDIDIKAN FORMAL TERAKHIR (4) 1,000 -0,023(0,826)
LAMA BEKERJA DI PENDIDIKAN (5) 1,000
Sumber : Data Diolah (2001)
 

Tabel 7 menunjukkan lemahnya korelasi antara variabel pemahaman agen perubahan terhadap perubahan revolusi dan evolusi sebagai sifat umum perubahan dengan karakteristik individual agen perubahan sebagaimana ditunjukkan dari korelasi Kendalls Tau-b yang bernilai <> 0,05 (kecuali satu-satunya hubungan signifikan yang terjadi antara perubahan revolusi dan evoluasi sebagai sifat umum perubahan dengan umur). Hubungan berlawanan (-) terjadi antara pemahaman agen perubahan terhadap perubahan revolusi dan evolusi sebagai sifat umum perubahan dengan pendidikan formal terakhir. Semakin tinggi pendidikan formal terakhir agen perubahan, maka semakin rendah pemahaman agen perubahan terhadap perubahan revolusi dan evolusi sebagai sifat umum perubahan. Hubungan searah (+) terjadi antara pemahaman agen perubahan terhadap perubahan revolusi dan evolusi sebagai sifat umum perubahan dengan umur dan lama bekerja di pendidikan, berarti semakin tinggi umur agen perubahan dan semakin lama bekerja di pendidikan, maka semakin tinggi pemahaman agen perubahan terhadap perubahan revolusi dan evolusi sebagai sifat umum perubahan.

Pemahaman rata-rata agen perubahan wanita terhadap perubahan revolusi dan evolusi sebagai sifat umum perubahan lebih tinggi daripada pemahaman agen perubahan pria, sebagaimana ditunjukkan dalam perolehan skor PERUB pada agen perubahan wanita yang bernilai 78,5714 dan agen perubahan pria yang bernilai 72,6563. Eksplorasi perbedaan skor PERUB antara agen perubahan wanita dan pria dilakukan dengan uji t untuk dua sampel independen/bebas (independent sample t test) menunjukkan pengujian F bernilai 0,846 dengan probabilitas 0,361 (> 0,05) yang berarti varians keduanya sama/identik. Pengujian t dengan dasar equal variance assumed menunjukkan nilai t -0,470 dengan probabilitas 0,640 (>0,05) yang berarti kedua rata-rata populasi sama atau identik atau tidak ada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap perubahan revolusi dan evolusi sebagai sifat umum perubahann menurut jenis kelamin.

Pemahaman rata-rata agen perubahan terhadap perubahan revolusi dan evolusi sebagai sifat umum perubahan paling tinggi dicapai oleh agen perubahan berumur 70 tahun yaitu senilai 90,000, diikuti agen perubahan berumur 61 sampai 70 tahun (87,5000), agen perubahan berumur 41 sampai 50 tahun (75,8065), agen perubahan berumur 51 sampai 60 tahun (61,1111), dan agen perubahan berumur 31 sampai 40 tahun (57,1429). Eksplorasi perbedaan skor PERUB antara agen perubahan menurut umur dilakukan dengan uji F atau ANOVA menunjukkan Levene test bernilai 2,103 dengan probabilitas 0,090 (>0,05) yang berarti kelima varians populasi sama/identik. Pengujian F bernilai 2,469 dengan probabilitas 0,053 (>0,05) yang berarti kelima rata-rata populasi sama atau identik atau tidak ada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap perubahan revolusi dan evolusi sebagai sifat umum perubahan menurut umur.

Pemahaman agen perubahan terhadap perubahan revolusi dan evolusi sebagai sifat umum perubahan paling tinggi dicapai oleh agen perubahan berpendidikan lainnya atau tidak berstrata yaitu 100,0000, diikuti agen perubahan berstrata S1 (84,3750), agen perubahan berstrata S2 (70,9302), dan agen perubahan berstrata S3 (63,6364). Eksplorasi perbedaan skor PERUB antara agen perubahan menurut pendidikan formal terakhir dilakukan dengan uji F atau ANOVA menunjukkan Levene test bernilai 2,852 dengan probabilitas 0,044 (<0,05)>0,05) yang berarti keempat rata-rata populasi sama atau identik atau tidak ada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap perubahan revolusi dan evolusi sebagai sifat umum perubahan menurut pendidikan formal terakhir.

Pemahaman agen perubahan terhadap perubahan revolusi dan evoluasi sebagai sifat umum perubahan paling tinggi dicapai oleh agen perubahan yang telah bekerja dalam dunia pendidikan 41 sampai 50 tahun yaitu 90,0000, diikuti agen perubahan yang bekerja 11 sampai 20 tahun (75,7143), agen perubahan yang bekerja 31 sampai 40 tahun (75,0000), agen perubahan yang bekerja 21 sampai 30 tahun (70,8333), dan agen perubahan yang bekerja 10 tahun ke bawah (59,0909). Eksplorasi perbedaan skor PERUB antara agen perubahan menurut lama bekerja di pendidikan dilakukan dengan uji F atau ANOVA menunjukkan Levene test bernilai 1,252 dengan probabilitas 0,298 (>0,05) yang berarti kelima varians populasi sama/identik. Pengujian F yang menunjukkan nilai 0,990 dengan probabilitas 0,419 (>0,05) yang berarti kelima rata-rata populasi sama atau identik atau tidak ada perbedaan pemahaman agen perubahan terhadap perubahan revolusi dan evolusi sebagai sifat umum perubahan menurut lama bekerja di pendidikan.
5.5. Pembahasan
Penelitian menemukan hubungan yang lemah antara pemahaman terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan (TMCQ) dengan karakteristik individual agen perubahan seperti ditunjukkan dari korelasi yang rendah di antara kedua variabel tersebut dan tidak adanya hubungan yang signifikan. Temuan ini menunjukkan pemahaman terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan tidak ditentukan oleh jenis kelamin, umur, pendidikan formal terakhir, maupun lama bekerja dalam pendidikan.

Temuan didukung pula dengan hubungan yang lemah antara pemahaman terhadap aspek-aspek fundamental perubahan (NASPEK) dan proses perubahan (NPROSES) -dua dimensi utama dalam MCQ- dengan karakteristik individual agen perubahan seperti ditunjukkan dari korelasi yang rendah di antara kedua variabel tersebut dan tidak adanya hubungan yang signifikan, berarti pemahaman terhadap aspek-aspek fundamental perubahan dan proses perubahan tidak ditentukan oleh jenis kelamin, umur, pendidikan formal terakhir, maupun lama bekerja dalam pendidikan.

Sekalipun hubungan-hubungan tersebut lemah, penelitian menemukan hubungan searah antara pemahaman terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan (TMCQ) dengan umur, berarti semakin tinggi umur agen perubahan, semakin tinggi pula pemahaman agen perubahan tersebut. Terdapat pula hubungan yang searah antara pemahaman terhadap aspek-aspek fundamental perubahan (NASPEK) dan proses perubahan (NPROSES) dengan umur, berarti semakin tinggi umur agen perubahan, semakin tinggi pula pemahaman agen perubahan tersebut terhadap aspek-aspek fundamental perubahan dan proses perubahan. Hal tersebut terjadi karena semakin bertambahnya umur agen perubahan diharapkan seorang agen perubahan semakin matang dan dewasa dalam memandang dan memahami realitas perubahan dalam dunia pendidikan tinggi.

Penelitian ini juga menemukan hubungan berkebalikan antara pemahaman terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan (TMCQ), aspek-aspek fundamental (NASPEK) dan proses perubahan (NPROSES) dengan pendidikan formal terakhir dan lama bekerja dalam pendidikan. Fenomena ini dapat terjadi karena pendidikan formal yang diterima seorang agen perubahan menempatkan agen perubahan pendidikan tinggi pada pengertian yang 'ideal' dan kurang 'membumi' dalam realitas perubahan pendidikan tinggi. Namun di sisi lain semakin lama berkecimpung dalam dunia pendidikan tinggi mengakibatkan agen perubahan cenderung kurang memahami pengelolaan perubahan karena terjebak dalam kemapanan/status quo.

Secara umum tidak terdapat perbedaan pemahaman aspek-aspek pengelolaan perubahan (TMCQ), aspek-aspek fundamental (NASPEK), dan proses perubahan (NPROSES) menurut karakteristik individual yang ditandai dengan pemahaman terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan, aspek-aspek fundamental perubahan, dan proses perubahan tidak ditentukan oleh jenis kelamin, umur, pendidikan formal terakhir, maupun lama bekerja dalam pendidikan.

Penelitian ini juga menemukan hubungan yang lemah antara pemahaman terhadap perubahan revolusi dan evoluasi sebagai sifat umum perubahan dengan karakteristik individual agen perubahan seperti ditunjukkan dari korelasi yang rendah di antara kedua variabel tersebut dan tidak adanya hubungan yang signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemahaman terhadap perubahan revolusi dan evoluasi sebagai sifat umum perubahan tidak ditentukan oleh jenis kelamin, umur, pendidikan formal terakhir, maupun lama bekerja dalam pendidikan.

Sekalipun hubungan-hubungan tersebut lemah, penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang searah antara pemahaman terhadap perubahan revolusi dan evolusi dengan umur dan lama bekerja di pendidikan tinggi, berarti semakin tinggi umur agen perubahan, semakin tinggi pula pemahaman agen perubahan tersebut. Terdapat pula hubungan yang searah antara pemahaman terhadap perubahan revolusi dan evolusi dengan lama bekerja di pendidikan tinggi, berarti semakin tinggi lama bekerja di pendidikan tinggi, semakin tinggi pula pemahaman agen perubahan tersebut. Fenomena ini dapat terjadi karena semakin bertambahnya umur dan semakin lama agen perubahan bekerja dalam pendidikan tinggi diharapkan seorang agen perubahan semakin matang dan dewasa dalam memandang dan memahami realitas perubahan dalam dunia pendidikan tinggi.

Penelitian ini sekaligus menemukan hubungan berkebalikan antara pemahaman terhadap perubahan revolusi dan evolusi dengan pendidikan formal terakhir. Fenomena ini dapat terjadi karena pendidikan formal yang diterima seorang agen perubahan menempatkan agen perubahan pendidikan tinggi pada pengertian yang 'ideal' dan kurang 'membumi' dalam realitas perubahan pendidikan tinggi, sehingga sulit memahami sifat perubahan yang revolutif atau evolutif.

6.PENUTUP
Oleh karena penelitian menunjukkan pemahaman terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan tidak ditentukan oleh jenis kelamin, umur, pendidikan formal terakhir, maupun lama bekerja dalam pendidikan, maka perlu pengkajian mendalam tentang faktor-faktor yang dimungkinkan menentukan pemahaman agen perubahan terhadap pengelolaan perubahan, seperti lingkungan kerja, lingkungan pekerjaan, maupun lingkungan kepribadian dari agen perubahan itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar